Sabtu, 25 Oktober 2014

Masuk Surga atau Neraka Melalui Persahabatan


SEORANG sahabat bisa lebih baik dan lebih
dekat dari pada saudara atau keluarga,
sahabat juga bisa menjadi seorang yang lebih
jahat dari pada penjahat sekalipun. Itu semua
tergantung bagaimana cara kita berteman, dan
teman seperti apa yang kita pilih.

Islam selalu menuntun kita kepada hal yang
baik. Dalam hal persahabatan juga, pertama
dalam hal niat kita diperintahkan untuk
meniatkan dalam persahabatan hanya untuk
menggapai ridho Allah, bukan untuk
kepentingan pribadi atau golongan. Dan
sebagai contoh adalah persahabatan antara
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabat-sahabatnya.

Coba renungkan ayat berikut:
ﺎَّﻟِﺇ ٌّﻭُﺪَﻋ ٍﺾْﻌَﺒِﻟ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ ُﺀﺎَّﻠِﺧَﺄْﻟﺍ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ
Artinya : “Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang
bertakwa,” (QS. Az-Zukhruf: 67).

Ali bin Abi Thalib menafsirkan ayat diatas: Dua
sahabat yang didasari oleh iman dan dua
sahabat yang didasari kekufuran.
Setelah salah seorang dari sahabat yang
beriman meninggal, dia diberitakan akan
tempatnya di surga. Maka, diapun ingat
terhadap sahabatnya yang masih hidup, dan
berdoa, “Ya Allah, bahwa si fulan itu adalah
sahabat hamba. Dia selalu mengingatkan
hamba untuk taat kepadaMu dan taat kepada
RosulMu. Dan memerintahkan hamba untuk
selalu berbuat baik dan menjauhi yang
mungkar. Dan juga mengingatkan hamba akan
kematian. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan
dia dan perlihatkanlah kepadanya balasan
(surga) sebagaimana Engkau perlihatkan
kepada hamba. Dan ridhoilah dia sebagaimana
Engkau meridhoi hamba.” Maka dikatakan
kepadanya, “pergilah (ke surga) dan jika kamu
mengetahui apa balasan untuknya niscaya
kamu akan banyak tertawa dan sedikit
menangis.”

Dan tatkala yang satunya meninggal, ruh
mereka berdua dikumpulkan dan mereka
berdua diperintahkan untuk memuji satu sama
lain. Maka mereka saling mengatakan, “sebaik-
baiknya saudara, dan sebaik-baiknya teman.”

Salah satu sahabat yang kafir meninggal, dan
diberi kabar tentang tempatnya di neraka.
Maka diapun ingat terhadap sahabatnya. Maka
dia berdoa, “Ya Allah, si fulan adalah
sahabatku, dia selalu memerintahkanku untuk
bermaksiat kepadaMu dan RosulMu. Dan
memerintahkanku untuk mengerjakan hal-hal
yang buruk dan menjauhi hal-hal yang baik.
Dan mengatakan kepadaku bahwa aku tidak
akan bertemu denganMu. Ya Allah, janganlah
Engkau beri hidayah kepadanya sampai Engkau
melihatkan balasan atasnya seperti balasan
atasku. Dan bencilah dia sebagaimana engkau
membenciku.”

Ketika sahabat yang satunya meninggal,
dikumpulkanlah ruh mereka berdua dan
diperintahkan untuk saling mencela, maka
mereka saling mengatakan, “seburuk-buruknya
saudara, dan seburuk-buruknya teman.” Ibnu
Abbas berkata, “Setiap sahabat akan menjadi
musuh kelak di akhirat kecuali yang menjadikan
ketakwaan sebagai dasar dalam
persahabatan.”

Sudahkan sobat memiliki sahabat yang selalu
mengingatkan akan ketaatan kepada Allah dan
RosulNya ? Yang paling penting adalah,
sudahkah sobat menjadi seorang sahabat yang
selalu mengingatkan sahabat lain dalam
kebaikan?
Untuk itu mari kita menjalin persahabatan satu
sama lain dan saling mengingatkan hal yang
baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar