Rabu, 15 Oktober 2014

Hakekat Seorang Anak


Pada dasarnya kita hanyalah beban untuk orang tua kita.
Ketika diceritakan bgaimana rasanya ibu mengandung selama 9 bulan. kita hanya termenung sejenak dan lupa begitu saja karna itu semua sudah berlalu.
Ya.. Kita hanya bisa merasakannya sebatas itu karna kita tidak merasakannya secara langsung.

Ketika kita lahir...
Ayah yang sebelumnya bisa sholat berjamaah di masjid, ibu yang bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya tiap hari. Namun semenjak kedatangan kita, ayah merelakan pahala 27% nya demi anak yg belum tau jika sudah besar jadi seperti apa. Ibu yg rela me rapel segala pekerjaan rumahnya, bahkan hingga ayah yg mengerjakan semua itu. Mereka yang sebelumnya bisa tidur pulas, kini harus bangun tiba-tiba hanya untuk menuruti kemauan kita.


Seiring berjalannya waktu..
Kita pun semakin dewasa yg seharusnya bisa berfikir lebih baik dan bisa meringankan beban mereka.
Tapi justru menambah beban mereka dengan kebutuhan dan keinginan nafsu kita yg "pokoknya saya mau itu". Tanpa peduli oramg tua sanggup atau tidak.
Apakah kita harus ikut ayah ke kantor/pabrik dan melihat keringatnya mengucur, rela panas-panasan hanya untuk menuruti nafsu kita yang kita juga tidak tahu apakah setelah terpenuhi keinginan kita, itu semua bisa bermanfaat??....

Dan kini pun kita sudah besar..
Apakah kita sudah bisa  menjadi seperti yg mereka harapkan?
Apakah sudah sepadan dengan pengorbanan mereka yg bertahun-tahun tanpa mengenal siang dan malam?...
Apa justru menjadi beban baru untuk mereka?..
Apa kita rela, dengan kehadiran kita malah membuat mereka menghabiskan waktunya untuk menuruti semua keinginan kita???...

Jangan sekali-kali kamu berkata "sudah seharusnya orang tua membiayai anaknya sampai mapan"

apakah kamu tau, IBU menyembunyikan air matanya dibalik senyumnya..
Apa kamu tau, AYAH menyembunyikan keringatnya dibalik keperkasaannya..
Apa mereka pernah mengeluh atas kehadiran kita?
Apa malah kita yg ngeluh mengapa yg menghadirkan kita itu mereka? Naudzubillah..

Mari kita renungkan sejenak tentang pengorbanan mereka yang tiada henti menasehati dan mengajari kita..
Jangan sampai kita sadar akan pengorbanan mereka setelah mereka tiada..
Buatlah senyuman bahagia diwajah mereka
Jangan kau buat senyuman terindah yang muncul setelah hati tak kuat menahan sakit..

-Ekantoro Fauji-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar