Kamis, 17 April 2014

Dalam Penantian



Sebut saja namaku Nisa. Aku adalah sulung dari 5 bersaudara. Sejak kecil kehidupanku serasa mulus-mulus saja. Orang tuaku mendidikku dengan baik. Aku hidup berkecukupan dalam segala hal. Segala kebutuhan hidup tidak pernah kurasakan ada yang kurang. Hidupku serasa sempurna, dan Alhamdulillah akupun bersykur.

Suatu saat dalam kajian rutin SMA, Murrrobiyahku menjelaskan tentang ujian. Ia menyatakan bahwa ujian yang diberikan kepada seseorang bisa jadi adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya karena bila seseorang lulus dalam ujian yang Allah berikan, ia akan dinaikkan derajatnya. Ketika itu aku merenung sejenak dan bertanya dalam hati, “kenapa hidupku mulus-mulus saja ya?” aku pun memberanikan diri untuk bertanya. “Mba, kok saya tidak pernah mendapat ujian  yang berat ya? Apakah itu berarti apakah Allah tidak sayang sama saya?” polos dan lugu sekali pertanyaanku itu. Murrobiyahku pun menjelaskan bahwa kelapangan dan kemudahan adalah merupakan ujian. Bisa jadi hal itu justru lebih sulit untuk dilalui manusia. Di saat lapang itu, kita juga harus mempersiapkan bekal keimanan untuk menghadapi ujian.

Sisi Indah Musibah


“karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS an-Nisa’: 19)

Syeikh ath-Thanthawi menyebutkan suatu kisah, bahwa ada seseorang yang dating ke bandara. Dan ia memiliki tujuan sangat penting dalam perjalanannya. Karena kelelahan, ia tertidur saat menunggu boarding pesawat, sehingga ia tertinggal pesawat yang mengangkut lebih dari 300 penumpang. Tatkala ia terbangun, pesawat baru saja take off. Serasa sesak dadanya karena kecewa dan menyesal. Tapi sejurus kemudian ada berita bahwa pesawat yang rencananya ditumpanginya terjadi kecelakaan sehingga seluruh penumpangnya terbakar. Ketika itu, ia merasa bersyukur karena terhindar dari kecelakaan.

Senin, 07 April 2014

SECERCAH CAHAYA TAUHID ITU MENEMBUS SANUBARIKU



Hidayah ditangan Allah swt. Tiada seorangpun yang mampu menerka hidayah itu berlabuh pada siapa. Juga, tak ada seorang pun yang tahu seberapa lama hidayah itu bersemi di hati. Hari ini seseorang mendapatkan hidayah. Bisa jadi hari berikutnya hidayah itu terlepas. Tercerabut dari dasar hatinya yang terdalam. Jadilah dirinya tersungkur dalam kubangan nan menistakan. Nas’alullaha as-salamah wal’afiyah (kami memohon kepada Allah keselamatan dan afiyah).

Jika Rindu Dia

Tak bisa disangkal, manusia akan selalu bersentuhan dengan cinta. Sementara kecintaan memberikan buah kerinduan, orang yang tercinta akan rindu kepada orang yang dicintainya. Kerinduan kepada kekasih, sering kali membekaskan duka. Karena sudah tahu pacaran bukanlah jalan yang halal untuk ditempuh, maka nikahlah jalan satu-satunya yang jadi pilihan. Padahal si pria belum mampu member nafkah lahir. Wanita pun masih muda dan dituntut oleh orang tua untuk menyelesaikan sekolah atau meraih gelar. Akhirnya, karena tidak kesampaian untuk nikah, maka pacaran terselubung sebagai jalan keluar karena tidak kuat menahan rasa rindu pada si dia. Lewat chatting, inbox fb atau sms jadi jalur alternative.