Sebut
saja namaku Nisa. Aku adalah sulung dari 5 bersaudara. Sejak kecil kehidupanku
serasa mulus-mulus saja. Orang tuaku mendidikku dengan baik. Aku hidup
berkecukupan dalam segala hal. Segala kebutuhan hidup tidak pernah kurasakan
ada yang kurang. Hidupku serasa sempurna, dan Alhamdulillah akupun bersykur.
Suatu
saat dalam kajian rutin SMA, Murrrobiyahku menjelaskan tentang ujian. Ia
menyatakan bahwa ujian yang diberikan kepada seseorang bisa jadi adalah tanda
cinta Allah kepada hamba-Nya karena bila seseorang lulus dalam ujian yang Allah
berikan, ia akan dinaikkan derajatnya. Ketika itu aku merenung sejenak dan
bertanya dalam hati, “kenapa hidupku mulus-mulus saja ya?” aku pun memberanikan
diri untuk bertanya. “Mba, kok saya tidak pernah mendapat ujian yang berat ya? Apakah itu berarti apakah Allah
tidak sayang sama saya?” polos dan lugu sekali pertanyaanku itu. Murrobiyahku
pun menjelaskan bahwa kelapangan dan kemudahan adalah merupakan ujian. Bisa
jadi hal itu justru lebih sulit untuk dilalui manusia. Di saat lapang itu, kita
juga harus mempersiapkan bekal keimanan untuk menghadapi ujian.